Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadiran allah SWT atas
rahmat da hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah k3
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hambatan yang
penulis hadapi namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
laporan ini tidak lain berkat bantuan, arahan, bimbingan orang tua, dan dosen
pembimbing sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yaitu Dra Sri Indriati,M.Si yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, juga telah memberi kami arahan
sehingga kendala yang dihadapi dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khusunya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Penulis menyadari bahwa halnya makalah
ini belum serta merta sempurna, Untuk itu apabila ada kekurangan dalam laporan
ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga
dalam penyusunan laporan selanjutnya penulis dapat meperbaiki kesalahan yang
lalu.Sekian dan terima kasih.
Makassar 27 September
2014
Syarif Ismail
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Toksikologi adalah
ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett and Doulls, 1995).
Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme
(hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi,
mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek
tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap
organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi
bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan
ekotoksikologi.
Dua kata
toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya ini
sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah
ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya
populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan
interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978). Dengan
demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
Kebutuhan
akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :Proses Modernisasi yang
akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus meningkat, dengan demikian
industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang tentunya akan
meningkatkan resiko toksikologis.
Proses
industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang akan
menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan
ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan
resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian toksik?
2.
Bagaimana klasifikasi toksik?
3.
Apa saja bahan-bahan yang
mengandung toksik?
4.
Apa saja factor yang menentukan tingkat keracunan?
C. TUJUAN
1.
Menjelaskan pengertian toksik.
2.
Menjelaskan klasifikasi toksik.
3.
Mengetahui bahan-bahan yang mengandung toksik.
4.
Mengetahui factor yang
menentukan tingkat keracunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TOKSIK
Bahan kimia
beracun atau biasa dikenal dengan sebutan toxic ialah bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat
kulit.
Pada
umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat
langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan
lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran
pencernaan, sel efitel dan keringat
Pada dasarnya
semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh. Garam dapur yang
kita makan setiap hari adalah bahan kimia yang tidak menimbulkan gangguan
kesehatan. Tetapi, jika terlalu besar jumlah yang kita makan, akan membahayakan
kesehatan kita. Demikian pula berbagai macam obat, baru bermanfaat bagi tubuh
pada dosis tertentu. Tetapi akan berbahaya apabila diberikan dalam dosis
berlebihan.
B.
KLASIFIKASI TOKSIK
Bahan-bahan
dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari minat dan tujuan
pengelompokannya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan :
1.
Organ targetnya yaitu hati, ginjal, system hematopotik dan lain-lain
2.
Penggunaannya yaitu, pestisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain.
3.
Sumbernya yaitu toksik tumbuhan dan binatang
4.
Efeknya yaitu, kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya.
5.
Fisiknya, yaitu gas, debu, cair
6.
Sifatnya yaitu mudah meledak
7.
Kandungan kimianya yaitu, amina aromatic, hidrokarbn halogen, dll.
Contoh zat kimia
yang beracun:
-
Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
-
Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
-
Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
-
Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
-
Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
-
Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol
C. BAHAN-BAHAN
YANG MENGANDUNG TOKSIK
1.
Logam/metalloid
- Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
- Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
-
Hg (organik&anorganik): Saraf dan ginjal ;
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
-
Krom: Kanker
-
Arsen: Iritasi kanker
-
Phospor: Gangguan metabolisme
2.
Bahan pelarut
- Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
- Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
- (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
- Glikol: Ginjal, hati, tumor
- Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
- Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
- (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
- Glikol: Ginjal, hati, tumor
3.
Gas beracun
- Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
- Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), ---
- Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
- Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), ---
-
Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas,
kejang, pingsan
4.
Karsinogenik
- Benzene: Leukemia
- Asbes: Paru-paru
- Bensidin: Kandung kencing
- Krom: Paru-paru
- Naftilamin: Paru-paru
- Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah
- Benzene: Leukemia
- Asbes: Paru-paru
- Bensidin: Kandung kencing
- Krom: Paru-paru
- Naftilamin: Paru-paru
- Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah
5.
Pestisida
- Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
- Organophosphat: Kesadaran dan
- Karbamat: kematian
- Arsenik
- Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
- Organophosphat: Kesadaran dan
- Karbamat: kematian
- Arsenik
Bahan kimia umum
yang sering menimbulkan keracunan:
Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg),
Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene,
Xilena, Vinil Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan
masih banyak bahan kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap saat,
khususnya masyarakat pekerja industri.
D. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT KERACUNAN TOKSIK TERHADAP TUBUH
Pengaruh efek racun
terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk
padat/cair), debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume
(kondensasi partikel padat), awan (partikel cair kondensasi dari fase gas),
asap (partikel zat karbon).
2.
Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.
3.
Lamanya pemaparan.
4.
Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan
tubuh, jenis pelarut.
5.
Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan,
kulit serta selaput lendir.
6.
Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan
tubuh, daya tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan
tubuh, factor generik.
PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang
masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat
menimbulkan kematian.
1.
Penyebaran racun ke dalam tubuh:
Racun masuk ke
dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan pencernaan,
pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke
organ-organ tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena
racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah.
Efek racun pada
tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi alergi,
dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik
juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.
2.
Fungsi detoksikasi hati (hepar):
Racun yang masuk ke
tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati oleh
fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang
sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk
kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik,
dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang
masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami
kerusakan.
GEJALA-GEJALA
KERACUNAN
-
Gejala nonspesifik: Pusing, mual,
muntah, gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu
makan berkurang, sukar konsentrasi, dan sebagainya.
-
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare,
kejang-kejang, kram perut, gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air
liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan sebagainya.
E. EFEK DARI TOKSIK
Penggunaaan bahan kimia oleh manusia terutama
sebagai bahan baku di dalam industry semakin hari semakin meningkat, walaupun
zat kimia yang sangat toksik sudah dilarang dan dibatasi pemakaiaanya, seperti
pemakaian tetraetil timbal (TEL) pada bensin, tetapi pemaparan terhadap zat
kimia yang dapat membahayakan tidak dapat dielakkan
Pemaparan
bahan-bahan kimia terhadap manusia bisa bersifat kronik dan akut. Pemaparan
akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja ( pada kasus bunuh
diri atau dibunuh ), dan pemaparan kronk biasanya dialami para pekerja terutama
di lingkungan industri-industri kimia.
Efek
toksit dari bahan-bahan kimia sangat berfariasi dalam sifat, organ sasaran,
maupn mekanisme kerjanya. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan cedera pada
tempat yang kena bahan tersebut ( efek local ), bisa juga efek sistemik setelah
bahan kimia diserap dan tersebar ke bagian organ lainnya. Efek toksik ini dapat
bersifat reversible artinya dapa hilang dengan sendirinya atau irreversible
yaitu akan menetap atau bertambah parah setelah pajanan toksikan dihentikan.
Efek irreversible ( efek Nirpulih ) di antaranya karsinoma, mutasi, kerusakan
syaraf dan sirosis hati. Efek toksikan reversible ( berpulih ) bila tubuh
terpajan dengan kadar yang rendah atau untuk waktu yang singkat, sedangkan efek
nirpulih terjadi bila pajanan dengan kadar yang lebih tinggi dan waktu yang
lama.
PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia
yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat
menimbulkan kematian.
1. Penyebaran racun
ke dalam tubuh:
Racun masuk
ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan pencernaan,
pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke
organ-organ tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena
racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah. Efek
racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi
alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan
sistematik juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.
2. Fungsi
detoksikasi hati (hepar):
Racun yang
masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati
oleh fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain
yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk
kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik,
dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang
masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami
kerusakan.
GEJALA-GEJALA KERACUNAN
Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan, pandangan
berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi, dan
sebagainya.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut,
gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri
otot, koma, pingsan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Toksikologi adalah studi mengenai
efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup.
Kombinasi dari berbagai sistem klasifikasi atau
berdasarkan faktor-faktor lainyanya mungkin diperlukan untuk memberikan sistem
peringkat terbaik untuk maksud tertentu. Meskipun klasifikasi yang
mempertimbangkan komposisi kimiawi dan biologis dari bahan serta karekteristik
pemaparan akan lebih bermanfaat untuk tujuan pengendalian dan pengaturan dari
pemakaian zat-zat toksik (Rukaesih Achmad, 2004: 156-157)
Jalan masuk ke dalam tubuh
suatu bahan polutan yang toksik, umumnya melalui saluran penceraan makanan,
saluran pernapasan, kulit dan jalur lain. Jalur lain tersebut diantaranya
adalah intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Jalan masuk yang berbeda
ini akan mempengaruhi toksisitas bahan polutan. Bahan paparan yang berasal dari
industri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan terhirup, sedangkan
kejadian keracunan biasanya melalui proses tertelan.
Jalur utama bahan toksik untuk
dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui saluran pencernaan atau
gastro intestinal (menelan/ingesti, paru-paru (inhalasi), kulit (topikal), dan
jalur perenteral lainnya (selain saluran usus/intestinal). Bahan toksik umumnya
menyebabkan respon yang paling cepat bila diberikan melalui jalur intravena.
B.
SARAN
Bagi instansi terkait hendaknya
memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang bahan kimia atau zat
tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam makanan dan minuman yang
mengganggu kesehatan.
Bagi Dinas kesehatan, Pengawasan makanan dan
minuman hendaknya sebelum mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan
zat yang ada didalamnya terutama yang membahayakan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Imamkhasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta : PT. Gramedia.
·
adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/makalah-toksikologi.html
·
ml.scribd.com/doc/96046919/makalah-toksik